Saat mata terpejam dan aku tak dapat lagi melihat dunia serta arah. Kamu hadir dalam sepi, temani aku, disini. Kamu tunjukkan aku arah, sebagai kompasku melangkah. Menjajaki setiap desiran pasir, diiringi setiap kisah pilu serta tawa.
Aku tanpamu hanya sebuah cerita. Sebuah cerita ringan, dapat hilang ditembus awan. Kamu tunjukkan aku cinta dan kedewasaan. Belajar untuk menerima segala kenyataan. Aku dan kamu dalam sebuah memori terekam.
Sekarang semua berubah seakan kau dan aku saling tak sejalan. Aku disini, dan kau? Disana!
Ketika aku tak sanggup untuk terbang. Mengapa? Jelas itu karena aku kehilangan satu sayapku, sayap penopang dalam hidupku. Kamu.
Aku seakan rapuh, dimakan usia, dimakan cinta, dimakan rasa. Aku bukan aktris yang pandai bermain peran, harus selalu melengkungkan senyum walau dalam tangisan.
Aku ya aku. Percayalah, topeng senyum ini tak akan bertahan lama. Hanya didepan orang-orang yang tak kusuka. Tak mungkin bila di depan kamu.
Aku ingin kau peka terhadap setiap tingkah lakuku. Ingin sejengkal saja kau beri kelegaan atas perasaanmu, untukku. Hanya itu.
Tetapi, mungkin aku tak siap atau belum siap jika kamu mengetahui perasaanku. Aku takut kamu pergi, menjauh, dan lari dari hidupku.
Aku tamat. Riwayatku telah tersurat. Kamu datang dan pergi terlalu cepat. Aku tersadar rasa ini telah mengurat. Biar~
Kamu adalah titisan dewa, dewa cinta tanpa masa. Aku tak tau kapan kamu akan ada. Berakhir atau hilang ditelan hawa. Kamu..
Aku berusaha menahan kepedihan saat kamu pergi dan semakin pergi. Kamu tau rindu? Itu yang ada dalam pikiranku. Sejujurnya, aku sulit menerima semua. Tapi aku yakin Tuhan sudah suratkan setiap cerita dengan ‘happy ending’ yang prosesnya berbeda-beda.
Kamu. Salah satu bagian yang terbesar dalam memoriku, mendominasi setiap celah-celah hatiku. Kamu selalu berikan aku arti dari setiap filosofi kenangan dan itu sulit untuk dilupakan.
Ajarkan aku cara untuk menjadi ‘teman’ bagimu. Aku berharap bisa cepat melupakanmu. Melupakan segala cerita, rasa, yang pernah ada. Tanpa ada luka, sayatan, goresan, dan sesuatu yang menyakiti serta berbekas.
Karena kamu selalu menjadi “do” dalam tangga nada hatiku. Semua berawal dari kamu dan kembali ke kamu. Kamu. Aksara yang paling indah yang pernah aku tau.
Kamu, adalah yang terakhir dari rasa yang tak pernah berakhir.